Sabtu, 13 November 2010

[FANFIC] Saranghaeo Hyung Part III







Cast : Park Keiko (imaginari girl), Geum Aiino (imaginary girl), Shim Changmin, Kim Jaejoong, Jung Yunho, Park Yoochun, Kim Junsu, Yoona, Tiffany, Jessica, Leetuk, etc.
Soundtrack : In My Room

Genre : Romance [terserah, mau di anggap kaya gimana juga boleh]
Note : mian, kalo ceritanya ada yang di mengerti atau gak menarik sama sekali.
 

Cerita ini Cuma karangan yang gak bener kejadian. So, safely read.


“tok..tok.. hyung? Apakah kau ada didalam?” seruku sambil mengetuk pintu kamar Changmin oppa.

“masuk!”

“hyung?”

“ahh kau, Kei! Ada apa?” Tanya hyungku sambil mengajakku duduk di sofa dekat jendela kamarnya.

“boleh aku tanya?”

“tentu saja boleh, apa yang ingin kau tanyakan pada hyungmu ini?”

“aku ingin tau siapa noona yang tadi duduk bersamamu?” tanyaku ragu

“ahh itu, dia Jessica. Bukannya kau sudah mengenalnya?”

“ne, tapi aku masih ingin tau siapa dia di hidupmu?”

“di hidupku? Maksudmu?”

“apa dia pacarmu?”

“pacar? Ahahahahahaha dia bukan pacarku!” jawab Changmin oppa sambil tertawa

“aku serius hyung!”

“aku juga serius Keiko!”

“tapi dia cantik, dan kalian terlihat akrab sekali! Dan siapa dua noona yang berjalan di samping Yunho dan Yoochun oppa?”

“akrab hanya sebagai teman, tidak lebih. Yang berjalan di samping Yoochun oppa, dia Younha, bisa di bilang mereka itu pacaran. Kalau yang berjalan di samping Yunho oppa adalah Tiffani, hmmpp aku rasa Tiffani masih jadi rebutan antara Yunho dan Jaejoong oppa. Kalau kamu datang ke kamarku hanya untuk menanyakan itu, lebih baik cepat keluar dan pergi tidur” seru Changmin oppa sambil mendorongku keluar.

“tunggu..tunggu! ada yang ingin aku tanyakan lagi” berontakku.

“mwo?”

“hhmmmmpppp . tidak jadi! Aku lupa! mmmuuuuaaacch” seruku sambil mencium pipi hyungku itu dan segera berlari menuju kamarku. #digorokcassi#

“aahhh dasar Keiko!”


“hai Aii!!” seruku yang baru masuk kedalam kelas.

“Kei, ada yang ingin aku ceritakan padamu!” balas Aiino.

“mwo?”

“semalam Onew menelponku! Dia bilang, dia suka padaku!?” cerita Aii begitu bersemangat.

“secepat itu?” tanyaku.

Tidak menjawab, Aiino hanya menganggukkan kepalanya.

“kamu terima?” tanyaku lagi.

“aku belum menjawabnya, aku masih ragu”

“sepertinya Onew orang yang baik”

“dia memang baik, dia bilang akan menemuiku nanti sore. Dan aku harus menjawabnya”

Aiino mendapatkan pangerannya, sedangkan aku? Entahlah bagaimana nanti saja.

“hai Kei” seru Taemin yang baru datang pagi itu.

“hai, kalau menyapaku hanya untuk berharap mendapat tanda tangan hyungku, aku tidak akan memberikannya, mianhae” jawabku.

“ahh tidak, aku tidak membutuhkan lagi. Aku menyapamu karena aku ingin, bukan basa-basi” serunya.

Pelajaran di hari itu usai, semua murid pulang bersama teman-temannya kecuali aku. Aiino sudah pulang dari tadi dengan terburu-buru.

“Kei!” seorang memanggilku dari belakang.

“Taemin?”

“mana Aiino?”

“dia pulang lebih dulu”

“bagus kalau begitu!” seru Taemin.

“bagus? Apanya yang bagus?” timbalku.

“ahh tidak, bagaimana kalau pulang bersama denganku?” tawar Taemin.

“hhah? Pulang bersama?”

“iya, aku harap kamu mau”

“hhmmmppp”

“diam berarti iya untukku, ayo naik!”

Di sekolah Taemin memang seorang namja yang kalem dan tidak pernah gegabah dalam hal apapun, tapi saat aku di boncengi dia, semua hal tentang kekalemannya itu hilang dalam sekejap. Di jalan, dia bagai pembalap yang mengejar garis finish untuk jadi juara pertama.

Bukannya mengantarku pulang, dia malah mengajakku berhenti di sebuah kedai ice cream.

“kenapa berhenti di sini?” tanyaku.

“aku haus, aku mau makan ice cream, ayo!” jawabnya sambil menggandeng tanganku masuk kedalam kedai itu.

“mau ice cream apa?” tanyanya padaku.

“ice cream strawberry” jawabku.

Beberapa menit kami habiskan waktu untuk makan ice cream di kedai itu.

“Taemin, bisa antar aku pulang sekarang?” seruku.

“secepat ini?” timbalnya.

“yupz, aku ingin pulang sekarang”

“baiklah, ayo!”


“jadi kau terima Onew?” seruku kaget saat Aiino menelponku menceritakan kejadian tadi sore.

“iya!” timbal Aiino.

“selamat ya!”

“gomawo, oh iya Kei, besok aku akan ceritakan detailnya. Sudah dulu ya, bye!”

“bye” balasku sambil menutup telpon.

Terdengar dari bawah umma memanggilku turun untuk makan malam.

“Changmin oppa mana umma?” tanyaku pada umma.

“dia tidak pulang malam ini, katanya ada yang harus di siapkan untuk konser minggu depan.” Jawab umma.

Ahh , semenjak Changmin oppa sibuk dia tidak punya waktu lagi untukku. Apa ini yang membuat aku jadi benci pada hyungku sekarang?

“replay..replay..replay..” suara ponselku berdering.

“anyeong” jawabku.

“Kei?” seru seorang di sebrang telpon yang suaranya familiar di telingaku..

“hyung? Bukannya kau sedang sibuk? Kenapa sempat menelponku?”

“tadi aku sudah coba untuk menelpon ke telpon rumah, tapi tak bisa, makanya aku telpon ke ponselmu. Aku cuma ingin bilang, kalau satu minggu ini aku tidak bisa pulang ke rumah, sampaikan itu pada umma dan appa. Bye!” seru Changmin oppa sambil memtuskan telpon.

Aku pikir dia rindu padaku, ternyata cuma itu yang dia ingin sampaikan.

Selesai makan malam, aku kembali naik ke kamarku.

Sebelum membuka pintu kamar, aku lihat pintu kamar hyungku terbuka. Ku hampiri pintu itu bermaksud untuk menutupnya. Tapi saat hendak meutup pintu, aku melihat sebuah kotak yang berukuran agak besar tergeletak di atas tempat tidur Changmin oppa. Karena penasaran, aku buka kotak itu. Di dalamnya berisi sebuah gaun putih cantik, sebuah kertas terselip di antara lipatan-lipatan gaun itu.

“happy birthday Keiko! mungkin di hari ulang tahunmu nanti hyung tidak bisa hadir. Sebagai pengganti, aku ingin kau memakai gaun ini di acara ulang tahunmu. Mungkin cuma ini yang bisa aku berikan padamu. Penuh cinta, ~Changmin oppa~”

“Ulang tahunku? Itukan masih sekitar dua bulan lagi, kenapa Changmin oppa sudah menyiapkan kado secepat ini?” Tanyaku dalam hati.


Pagi di hari minggu itu terbalut awan hitam, aku hanya bisa melihatnya dari jendela didalam kamarku sambil memeluk figura fotoku dan Changmin oppa.

“ahh sudah lama dia tidak pulang. Oppa aku rindu!” seruku dalam hati.

“Keiko, coba lihat siapa yang datang!” terdengar suara umma memanggilku dari bawah.

Akupun berlari menuruni anak tangga, aku harap itu Changmin oppa yang pulang. Sampai di ruang tamu, ternyata bukan sosok yang aku rindukan. Tapi . . .

“pagi, Kei!”

“Taemin?!” seruku tak percaya mendapati Taemin datang ke rumahku.

“Kei, aku ingin mengajakmu pergi. Maukan?” tanya Taemin.

“hhah? Ehh ehh .. hmmmpppp”

“kenapa setiap bicara denganku kamu gugup?”

“ahh.. ti..dak” jawabku.

“jadi kamu maukan?” tanyanya lagi.

“tapi di luar hujan deras”

“tenang, aku kesini menggunakan mobil Minho oppa. Oh iya, kau sudah kenalkan dengan oppa-oppaku?”

“iya, dari mana kau tau?”

“Onew oppa yang menceritakannya padaku, lagi pula sekarang dia sudah jadi kekasih Aiino, bukan?” jawab Taemin.

“hhmmmp iya, kalau begitu aku akan ganti baju dulu” balasku sambil meninggalkan Taemin di ruang tamu.


Berada satu mobil dengan Taemin membuat aku sangat gugup, beberapa detik tak satupun dari kami mengeluarkan suara untuk memulai pembicaraan.

“hhmmp…Kei, berapa dekat kau dengan Changmin oppa?” tanya Taemin memulai pembicaraan.

“hhah? Aku dengan Changmin oppa?”

“iya, berapa dekat kau dengannya?”

“aku sangat dekat dengannya, mungkin karena kami adik kakak. Kenapa menanyakan itu?”

“ahh tidak, aku hanya ingin tau saja. Sepertinya kalian tidak pernah bertengkar?”

“dari kecil kami memang tidak pernah bertengkar, Changmin oppa selalu mengalah untukku”.

Taemin tak meneruskan pembicaraan kami, dia hanya sibuk dengan stir yang dia pegang. Hujan saat itu mulai reda, Taemin membawaku ke sebuah taman di tengah kota.

“kenapa kesini?” tanyaku.

“aku suka wangi bunga yang basah, serasa mereka hidup kembali” jawab Taemin sambil mencium setangkai bunga yang baru dia petik.

“Taemin, boleh aku bertanya?” seruku.

“mwo?”

“kenapa waktu itu kau minta tanda tangan Changmin oppa padaku? Padahal kalian satu management. Kenapa tidak meminta langsung padanya?”

Taemin segera menghampiriku,

“masalah itu? Apa kau tidak menyadarinya?”

“menyadarinya?” tanyaku.

“yupz, sungguh belum menyadarinya?” seru Taemin meyakinkanku.

Tanpa menjawab aku hanya menggelengkan kepala.

“aku menyukaimu, Park Keiko! aku meminta tanda tangan hyungmu, itu hanya alasan agar aku bisa dekat denganmu”

Deg..

Jantungku serasa akan terlepas.

“apa benar di mengatakan itu padaku?” tanyaku dalam hati.

“Kei? Keiko!” seru Taemin

“ahh iya..iya”

“jadi?”

“jadi? Jadi apa?” tanyaku pada Taemin.

“perasaanmu Keiko!?” balas Taemin.

“hhah? Hhmmmpp aku..ak..u, mungkin untuk sekarang aku hanya ingin berteman saja denganmu, Taemin” jawabku.

“huhfss, aku sudah tau. Pasti kau akan menolakku, tak apa. Kalau begitu, kita akan jadi sahabat yang baik, bukan?” seru Taemin.

“tentu” timbalku.

Apa aku termasuk orang pabo? Namja yang aku suka sejak lama malah aku tolak. Ahh entahlah.


“apa? Jadi Changmin oppa akan pergi ke Jepang selama 2 tahun?” seruku kaget saat tau Changmin oppa akan pergi selama itu.

“iya, Kei. Makanya ayo cepat bantu umma mengepak baju hyungmu, Changmin bilang besok pagi akan pulang untuk membawa barang-barangnya dan pamitan” timbal umma.

“kenapa aku baru tau sekarang?”

“mungkin hyungmu tidak ingin melihatmu sedih karena dia akan pergi lama” balas umma.

Aku segera berlari ke kemarku dan merebahkan tubuh di atas tempat tidurku.

“aku benci Changmin oppa!!” seruku sambil menutup muka dengan bantal.


“bangunkan dulu adikmu, pamitan pada dia. Agar Keiko tidak terlalu sedih melihatmu pergi” seru umma pada Changmin oppa.

“iya, umma. Kalau begitu aku akan ke kamarnya sekarang”

Sampai di kamar Keiko, Changmin tak berani membangunkan adik kesayangannya itu, tapi dia tetap harus membangunkannya.

“Kei, Keiko!” seru Changmin oppa membangunkan sambil mengelus-elus rambutku.

“eehhhmmmmmmpp…hoooaaaammmpp”

“Kei, ayo bangun!”

“hyung??!”

“iya, ini aku!”

“hyung, jangan pergi!” seruku sambil memeluk tubuh hyungku itu.

“tapi, Kei.. ini bukan mauku”

“tunggu sampai aku berulang tahun saja, baru kau pergi”

“tidak bisa Keiko, besok aku harus berangkat ke Jepang”

“kenapa? Hiks..”

“Kei? Kau menangis?”

“aku tidak mau hyung pergi!, tidak mau!! Hiks..hiks” timbalku sambil mempererat pelukanku pada Changmin oppa.

“ahh Kei, jangan seperti itu. Aku hanya pergi dua tahun, itu tidak lama” jawab Changmin oppa.

“tapi ulang tahunku tinggal dua bulan, aku ingin merayakannya denganmu!”

“Kei, bagaimana kalau hari ini kita pergi bermain?” tawar Changmin oppa.

Tanpa pikir panjang, segera aku anggukan kepalaku.

Hari itu, hyung mengajakku ke taman bermain.

Senang rasanya mengahabiskan waktu berasama Changmin oppa saat itu.

Sekarang aku tau kenapa akhir-akhir ini aku benci pada hyungku itu, semuanya karena Changmin oppa yang tidak punya banyak waktu lagi untuk bermain denganku. Tapi sekarang, rasa benciku hilang, terbayar dengan satu hari penuh dengan Changmin oppa di taman bermain.

“nah Kei, ayo kita pulang! Aku sudah lelah bermain denganmu hari ini” seru Changmin oppa padaku.

“aiigo” jawabku.

Menjelang sore, Changmin oppa memasukkan barang-barangnya ke dalam bagasi mobil van jemputan dari kator managementnya. Aku mulai bisa merelakan Changmin oppa untuk pergi, aku pikir itu untuk kebahagiaannya.

“umma, appa, aku pergi” pamit Changmin oppa pada orang tuaku.

Aku tak berani untuk melihat kepergiannya dari luar secara langsung, aku hanya melihatnya dari dalam rumah lewat jendela. Changmin oppa melambaikan tangannya padaku dan masuk ke dalam mobil van berwarna putih yang membawanya pergi itu.

to be continued__________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar